Senin, 20 Juni 2011

cara mengatasi keracunan jamur

Menghindari Kematian karena Makan Jamur Liar

Artikel Anda | 06-Feb-05
Memang sampai sekarang, secara visual, bentuk dan warna tubuh-buah jamur belum dapat dijadikan acuan untuk membedakan mana jamur beracun dan mana yang tidak
JAMUR lapangan, atau jamur yang secara liar hidup di alam terbuka dengan bentuk yang beraneka ragam, dengan warna yang bermacam-macam serta sifat yang belum banyak diketahui, pada umumnya bersifat racun.

Jamur ini dapat menyebabkan sakit pada seseorang yang memakannya, bahkan dapat sampai mematikan.

BANYAK yang kemudian bertanya, "Apakah yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan satu jenis jamur beracun atau tidak beracun, bentuk, warna, atau tempat tumbuhnya?"

Memang sampai sekarang, secara visual, bentuk dan warna tubuh-buah jamur belum dapat dijadikan acuan untuk membedakan mana jamur beracun dan mana yang tidak kalau sewaktu-waktu menemukannya di lapangan.

Namun, dari beberapa panduan sederhana yang umum digunakan oleh para penjelajah hutan, atau digunakan di dalam mata-ajaran survival calon prajurit komando, di Indonesia misalnya untuk calon prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat/RPKAD (dulu) atau pendidikan rutin untuk prajurit sekutu khususnya Amerika yang mau diterjunkan ke medan-perang Vietnam, tertera hal-hal berikut.

(1) Jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna yang mencolok, yaitu merah, hijau, biru, hitam, dan sebagainya, walau ada jenis tidak beracun seperti shiitake berwarna coklat.

(2) Jenis jamur beracun pada umumnya memiliki senyawa sulfida sehingga akan tercium bau busuk atau senyawa cianida. Dengan adanya senyawa ini, umumnya jarang dihinggapi serangga atau binatang kecil lainnya.

(3) Kalau jenis jamur beracun dikerat, kemudian dilekatkan pada benda yang terbuat dari perak asli (misal pisau, sendok, garpu, atau cincin), maka pada permukaan benda tersebut akan ada warna hitam (karena xulfida) atau kebiruan (karena cianida).

(4) Kalau jenis jamur beracun dimasak/dipepes bersama nasi putih, nasi tersebut akan berubah warna menjadi coklat, kuning, merah, atau hitam.

Bagi pemburu jamur di beberapa negara Eropa-misalnya, acara tradisi di negara-negara Skandinavia (Sweden, Norwegia, dan sebagainya)-kalau musimnya berburu jamur selalu akan membawa babi yang sudah terlatih, yang dapat membedakan mana jamur beracun dan mana yang tidak. Atau di Indonesia, kalau suatu saat menemukan jamur asing serta ingin diketahui beracun atau tidak, paling mudah menanyakan kepada penduduk setempat yang berdekatan karena pasti mereka sudah mengenalnya.

Jenis jamur lapangan yang pada saat ini banyak dicari karena memiliki efek tertentu adalah yang termasuk "halusinogenik" atau kalau dimakan atau diisap seperti rokok akan menyebabkan halusinasi atau fly. Misalnya, jenis jamur Psilocybe. Jamur ini sudah sejak lama digunakan dalam acara ritual suku Indian ataupun suku-suku bangsa di India, China, dan di kawasan Benua Afrika agar upacaranya lebih semarak dan lebih "khusyuk". Ternyata sekarang diketahui bahwa Psilocybe mengandung psilosibin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan seseorang yang memakannya mengalami halusinasi atau fly.

Bahkan beberapa tahun silam di Indonesia sendiri terungkap penyalahgunaan serbuk jamur ini pada makanan, yaitu dalam bentuk omelet atau dadar-telur. Karena ke dalam dadar telur itu sudah ditambahkan serbuk jamur ini, dadar telur yang tadinya bernama omelet kemudian berubah menjadi "blue omelet". Kalau dimakan dapat menyebabkan halusinasi, harganya pun meningkat lebih dari 10 kali lipat.

Jenis jamur Psilocybe umumnya kecil-kecil dengan panjang tangkai sekitar 3-4 cm serta garis tengah tudung sekitar 1-2 cm. Jamur ini banyak ditemukan pada timbunan kotoran kandang, terutama kandang kuda. Jika dibudidayakan, ukuran jamur ini dapat berlipat dua kali atau lebih.

Tentu saja karena pengaruh jamur ini dapat menyebabkan seseorang fly, seperti halnya kalau memakan atau mengisap daun ganja, ekstrak daun koka, atau candu, maka jamur ini termasuk ke dalam "barang" yang dilarang dimiliki ataupun digunakan. Pelanggarnya akan dikenai hukuman berat seperti halnya pemilik atau pengguna narkotika.

Sekarang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan badan terkait lainnya tengah melakukan survei dan pengumpulan berbagai jenis jamur di beberapa negara yang sudah lama memiliki tradisi dan pengetahuan yang mendalam tentang jamur berkhasiat obat, misalnya, China, Jepang, dan Korea. Diketahui bahwa sejumlah jenis jamur yang umumnya masih tumbuh liar serta belum dibudidayakan yang termasuk genus Boletus (di kawasan Jawa Barat dikenal antara lain dengan nama supa/jamur kakabu) ternyata memiliki potensi untuk dikembangkan.

Akhirnya jenis-jenis jamur lapangan yang semula dianggap jamur liar yang tidak memiliki nilai, sekarang banyak dibudidayakan. Misalnya "jamur rebung bambu" atau Dyctyophora, yang di Indonesia dianggap sebagai jenis jamur beracun, sekarang dibudidayakan. Jenis jamur ini umumnya tumbuh di kebun bambu dengan ciri khas karena tubuhnya seperti diberi kerudung berbentuk jaring. Daratan China merupakan produsen jamur ini yang disebut zhusun yang kemudian dijual dalam bentuk segar ataupun sudah dikeringkan.

Menurut masyarakat Hongkong atau Singapura, masakan dari jamur ini memiliki cita rasa yang lebih baik dan mantap kalau dibandingkan dengan jenis jamur lainnya, termasuk jamur shiitake, tiram, kuping, ataupun champignon. Di hampir semua rumah makan, menu khusus yang berisi jamur ini banyak dihidangkan dan penggemarnya terus bertambah walau harganya cukup mahal, misalnya di Hongkong sekitar 6.000 dollar HK atau sekitar 770 dollar AS atau lebih dari Rp 1,6 juta per kilogram kering.

Bagaimana membedakan jenis jamur yang dapat dimakan dan tidak membahayakan dengan jenis lain yang membahayakan atau beracun? Terus terang, ini hanya berdasarkan pada bentuk, sifat, dan keadaannya, sangat sukar untuk membedakan jenis jamur beracun (membahayakan) dan tidak.

Walau begitu, ada beberapa ketentuan yang sejauh ini dapat dijadikan pegangan untuk menentukan jenis jamur beracun dan tidak, dengan catatan bahwa ketentuan ini tidak dapat dijadikan pegangan yang 100 persen benar. Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan dasar pegangan dimaksud antara lain adalah sevagai berikut.

Tanda jamur beracun

(a) Jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna yang mencolok: merah-darah, hitam-legam, biru-tua, ataupun warna-warna lainnya. Walaupun ada pula jenis jamur beracun yang mempunyai warna terang (kuning muda) atau putih, dan jamur yang dapat dimakan berwarna gelap, misal coklat-tua.

(b) Jenis jamur beracun dapat menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk ataupun bau ammoniak.

(c) Jenis jamur beracun mempunyai cincin atau cawan. Walaupun ada yang sebaliknya, seperti jamur-merang mempunyai cawan dan jamur kompos mempunyai cincin, tetapi tidak beracun.

(d) Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor: tempat pembuangan sampah, kotoran kandang, dan sebagainya. Walaupun untuk penanaman dan pemeliharaan jamur kompos justru dipakai kotoran kandang/kotoran kuda.

(e) Kalau jenis jamur beracun dikerat oleh pisau yang terbuat dari perak, atau dikerat oleh pisau biasa kemudian benda perak didekatkan kepada keratan tadi, maka pada benda perak terbentuk warna hitam atau biru, itu menandakan bahwa jamur tersebut beracun.

(f) Jenis jamur beracun cepat sekali berubah warna, misal dari putih ke warna gelap, kalau dimasak atau dipanaskan.

(g) Ada kebiasaan yang turun-temurun di antara petani di desa untuk menentukan apakah jamur beracun atau tidak, dengan jalan memepes jamur bersama nasi putih. Kalau kemudian warna nasi berubah menjadi warna gelap, menandakan bahwa jamur termasuk jenis beracun.

(h) Di banyak negara Eropa dan Amerika, banyak "pemburu jamur" yang sengaja membawa babi terlatih untuk membedakan jenis beracun dan tidak.

Cara lain yang dianjurkan kalau menemukan jenis jamur dan ingin mengetahui apakah termasuk jenis beracun atau tidak adalah dengan menanyakan kepada penduduk setempat. Karena biasanya, penduduk setempat sedikit banyak akan mengetahuinya, atau dapat memberikan penjelasannya. Lain soal kalau penduduk setempat tersebut adalah musuh.

Senyawa beracun yang umum didapatkan pada jenis-jenis jamur, antara lain adalah:

Kholin, yaitu racun yang paling berbahaya dan besar sekali daya mematikannya. Semua jenis jamur yang disebut "supa upas" (upas = racun) mempunyai senyawa ini, misal: Amanita, Lepoita, Russula, Collybia, dan Boletus.

Muskarin, juga racun jamur yang cukup berbahaya dan mematikan. Dengan takaran antara 0,003-0,005 gram sudah dapat membunuh manusia. Juga racun ini terdapat pada semua jenis jamur yang tergolong "supa upas".

Falin, sama seperti muskarin.

Atropin jamur, sama seperti muskarin.

Asam helvelat, sama seperti muskarin.

Dapat pula jenis jamur tidak beracun menjadi beracun kalau dibiarkan membusuk karena kemungkinan besar pada jamur membusuk akan ditumbuhi bakteri penghasil racun, seperti Clostridium, Pseudomonas, dan Salmonella.

Keracunan karena jamur

(a) Keracunan yang diakibatkan karena jamur mempunyai beberapa gejala. Keracunan karena muskarin, maka setelah 5-10 menit, si pemakan akan mengeluarkan air mata, peluh atau ludah, kemudian diikuti dengan penyempitan pupil mata. Lebih lanjutnya: akan sesak napas, buang air, pusing, lemah kolaps, dan koma, dan diikuti oleh kejang-kejang dan akhirnya meninggal.

(b) Keracunan karena racun lainnya, setelah 4-6 jam si pemakan akan menjadi haus, sakit perut yang hebat, muntah-mutah, dan banyak mengeluarkan berak encer. Lama kelamaan akan menjadi shock dan akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Dengan adanya gejala di atas setelah makan jamur, paling aman meminta bantuan yang berwenang, dokter atau paramedis yang ditunjuk.

Karena, dokter lalu akan melakukan usaha simtomatik atau suportif, dengan memberikan thiosulfas natrikus. Untuk penderita yang shock dapat pula diberikan larutan garam fisiologis (0,85 persen NaCl), sedangkan untuk penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan � mg antropin secara intra-muskular atau kalau mungkin per-oral.

Sering pula digunakan obat penawar yang sifatnya universal yang terdiri dari 2 bagian arang kayu (dapat diganti dengan bakaran roti atau beras sampai hangus), 1 bagian garam Inggris, 2 bagian asam tannin (dapat pula diganti dengan teh-keras/kental).

Satu sendok campuran di atas kemudian diseduh di dalam 1 gelas air masak dan diminum.


Sumber: KCM

Tidak ada komentar: